Saat kamu mulai terjun ke pasar modal, tentunya kamu akan sering mendengar kata bullish maupun bearing. Kedua istilah tersebut merupakan hal lumrah di dunia investasi dan wajib hukumnya untuk dimengerti oleh setiap investor.
Pasar saham selalu mengalami perubahan yang bisa disebabkan oleh faktor internal atau eksternal. Jadi jika ada sentimen positif, maka pergerakan saham akan cenderung meningkat, dan begitu pula sebaliknya. Kedua kondisi inilah yang dinamakan oleh bullish dan bearing.
Kamu bisa simak artikel kami agar dapat lebih memahami indikator bullish dan bearing untuk membantumu dalam mengambil keputusan berinvestasi.
Bullish (Bull Market)
Bullish merupakan suatu kondisi dimana pergerakan pasar saham sedang mengalami tren naik. Dikatakan sebagai bullish karena bisa diumpamakan seperti banteng (bull) yang menyerang lawannya dengan cara menyeruduk tanduknya dari bawah ke arah atas, maka kondisi ini seakan menggambarkan kondisi kenaikan pasar saham yang kemudian tercermin melalui kenaikan indeks.
Terjadinya bullish dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian suatu negara bahkan dunia. Contoh ekonomi yang baik tercermin dari berkembangnya sektor usaha dan bisnis, tingkat pendapatan per kapita naik, meningkatnya laba sebuah perusahaan, suku bunga stabil, inflasi rendah, dan level pengangguran turun.
Sentimen positif tersebut mendorong para investor untuk membeli saham-saham incarannya, atau menahan kepemilikan saham tersebut. Tidak hanya investor saja, tapi situasi ini juga akan menguntungkan perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya sehingga nilai saham mereka akan ikut terdorong naik.
Bearish (Bear Market)
Berbanding terbalik dengan bullish, bearish merupakan kondisi pasar saham yang mengalami tren turun. Kata bearish sendiri berasal dari “bear” yang artinya beruang, istilah ini merujuk pada indeks harga saham yang mengalami penurunan. Jadi, kenapa disebut bearish? Cara bertarung seekor beruang memiliki pola gerakan dari atas ke bawah yang mewakili harga saham yang bergerak ke bawah.
Saham bearish diakibatkan oleh beberapa faktor seperti pertumbuhan ekonomi lambat, defisit neraca perdagangan, banyaknya pengangguran, laba perusahaan yang menurun dan beberapa faktor lainnya. Sebuah pasar dapat dikatakan bearish jika mengalami penurunan lebih dari 20 persen.
Menurunnya harga saham tentu membuat sebagian besar investor memutuskan untuk menarik modalnya keluar dari pasar saham. Hal ini dilakukan karena mereka tidak ingin mengalami kerugian yang besar karena ketidakpastian perekonomian yang sedang terjadi.
Bagaimana Menyikapi Bullish atau Bearish di Pasar Saham
Setelah mengetahui pengertian serta penyebab terjadinya bullish dan bearish, lantas bagaimana kita menyikapi kedua hal tersebut dalam pengambilan keputusan investasi? Sebenarnya, kunci untuk menentukan apa yang harus kalian lakukan dengan modal yang kamu miliki adalah dengan memahami kedua skenario tersebut.
Investor yang ingin mendapatkan keuntungan dari pasar bullish harus membeli saham tersebut lebih awal untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan saham, dan kemudian menjualnya ketika saham sudah mencapai puncaknya. Memang terkadang sulit untuk menentukan kapan saham bawah dan puncak terjadi, sehingga kamu perlu melibatkan beberapa strategi dan jangan lupa hitung juga tingkat risikonya.
Sedangkan di masa pasar bearish, mungkin adalah masa yang cukup merugikan bagi para trader. Kemungkinan besar mereka akan dengan segera menjual investasinya demi menghilangkan risiko kehilangan lebih banyak uang. Di sisi lain, investor buy-and-hold atau investor jangka panjang, cenderung tidak terlalu memikirkan pergerakan saham. Bahkan jika terjadi kondisi pasar bearish, mereka mungkin akan membeli lebih banyak saham karena beranggapan bahwa itu adalah saham ‘diskon’.
Tapi, terlepas dari keadaan pasar saham yang sedang berlangsung, sangat penting agar tetap fokus pada prospek jangka panjang emiten tempatmu berinvestasi. Perusahaan dengan fundamental bisnis yang hebat cenderung menghasilkan pengembalian yang signifikan untuk portofolio investasi.
Kesimpulan
Singkatnya, pasar bullish adalah ketika harga saham sedang naik, dan pasar bearish adalah saat harga turun. Pastinya sangat mudah untuk membedakannya karena pada dasarnya kedua hal tersebut saling berlawanan. Yang terpenting adalah, kamu harus tetap disiplin dalam melakukan pembatasan risiko bila pergerakan saham tidak sesuai dengan planning investasimu.