Dalam investasi ada satu strategi yang sangat terkenal, strategi ini bahkan sering digunakan oleh Warren Buffet dalam berinvestasi, lho! Ya, itu adalah strategi Value Investing.
Value investing merupakan sebuah strategi di mana investor bertujuan untuk membeli saham, obligasi, real estate, atau aset lain dengan harga kurang dari nilainya dan menjualnya di harga normal saham tersebut.
Dan dalam artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai value investing serta bagaimana cara menggunakan strategi ini saat berinvestasi.
Yuk, simak sampai selesai!
Pengertian Value Investing
Sebelum memutuskan membeli sebuah saham, pastinya keputusan itu didasari oleh keinginan untuk memperoleh keuntungan. Dan salah satu teknik yang bisa kamu gunakan untuk mengambil keputusan berinvestasi adalah dengan strategi value investing.
Value investing sendiri adalah langkah pembelian saham dengan harga yang lebih murah, namun disertai analisis rasio fundamental perusahaan, nilai intrinsik (Intrinsic Value) saham dan Margin of Safety(MoS). Tujuan menggunakan strategi ini tentunya untuk menjualnya kembali ketika harganya melonjak.
Asal-Usul Value Investing
Metode value investing pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin Graham dan David Tood pada tahun 1920-an, ketika keduanya mulai mengajar di Columbia Business School. Kamu bisa menemukan konsep value investing ini beserta pengaplikasiannya, termasuk cara mengetahui nilai intrinsik Margin of Safety(MoS) yang dijelaskan secara lengkap di dalam buku mereka yang berjudul “Security Analysis” dan “The Intelligent Investor” yang merupakan salah satu buku karya Benjamin Graham.
Meski berasal dari Benjamin Graham dan David Todd, namun strategi ini nyatanya lebih populer ketika investor tersukses di dunia, yaitu Warren Buffett, menerapkannya sebagai salah satu teknik pembelian saham yang dimilikinya. Beliau juga tak lain adalah murid dari Benjamin Graham di Columbia.
Mengetahui Nilai Intrinsik dalam Value Investing
Nilai intrinsik adalah nilai sesungguhnya dari suatu saham dan ini merupakan salah satu unsur penting dalam menentukan value investing. Dengan nilai intrinsik, maka investor dapat mengetahui apakah saham tersebut dinilai terlalu rendah atau tinggi dibandingkan dengan nilai pasar. Sehingga kamu sebagai investor dapat membuat keputusan investasi yang terbaik.
Ada tiga pedoman yang perlu kamu mengerti untuk menerapkan nilai intrinsik dalam jual-beli saham;
Nilai intrinsik > harga pasar, maka saham tersebut dinilai sebagai undervalued(harga rendah). Jadi kamu bisa membeli saham tersebut, atau menahannya jika kamu sudah memilikinya.
Nilai intrinsik < harga pasar, maka saham tersebut dinilai sebagai overvalued(harga tinggi). Kamu tidak disarankan untuk membeli saham di saat seperti ini, namun jika kamu sudah memilikinya, maka ini adalah saat yang tepat untuk menjualnya.
Nilai intrinsik = harga pasar, saham tersebut dinilai pada kondisi seimbang. Kamu bisa hold saham yang kamu punya.
Sebagai contoh, ketika harga saham ABCD Rp 2.500 per saham (harga pasar), sedangkan harga sebenarnya (nilai intrinsik) yaitu Rp 1.000. Maka, bisa didapat bahwa nilai intrinsik < harga pasar, sehingga dapat kita ketahui bahwa saham ABCD overvalued atau mahal.
Strategi Value Investing
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menilai sebuah saham apakah layak untuk dibeli atau tidak, yang akan kami jelaskan di bawah ini:
Tentukan Metode Analisis
Dalam menganalisa saham, ada dua strategi yang bisa digunakan, analisis top-down dan analisis bottom-up. Analisis top-down dimulai dengan melihat kondisi ekonomi makro, lalu sempitkan lagi pada fundamental suatu saham yang akan kamu pilih. Sedangkan analisis bottom-up adalah kebalikannya. Analisis ini dilakukan dengan menilai fundamental perusahaan terlebih dahulu, kemudian baru menganalisa masalah ekonomi yang bisa mempengaruhi harga saham seperti inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah, dan lainnya.
Mengetahui Sektor Terbaik di Bursa
Kamu harus tahu mengenai berita-berita terkini seputar perekonomian serta saham apa saja yang sedang trending. Dengan berinvestasi pada sektor saham yang sedang naik daun, membuatmu bisa dengan lebih cepat memperoleh keuntungan.
Screening Saham
Screening saham akan membantumu dalam memilih saham yang tepat untuk berinvestasi. Tentunya, kamu tidak boleh asal-asalan, dan pilihlah saham yang bisa membawamu menuju keuntungan, ya!
Memahami Nilai Intrinsik
Seorang investor yang sukses harus bisa mengetahui nilai intrinsik saham yang akan dibeli. Seperti yang telah kami jelaskan di atas, nilai intrinsik bisa membantumu mengambil keputusan untuk membeli, menahan atau menjual saham.
Lakukan Analisis Fundamental Perusahaan
Untuk menganalisis fundamental suatu perusahaan, kamu diharuskan untuk membaca seluruh laporan keuangan dari perusahaan tersebut. Di dalam laporan keuangan perusahaan, tercacat banyak hal penting seperti aset lancar dan tidak lancar, liabilitas dan ekuitas perusahaan, laba atau rugi, laporan arus kas, serta catatan keuangan.
Pelajari History Saham
Penting bagi kita untuk mengecek history perdagangan pada saham yang kita incar. Karena pada umumnya, fenomena ekonomi akan berulang, dan ini bisa menjadi acuan untuk melakukan investasi di masa mendatang.
Kesimpulan
Pastinya, mendapatkan saham dengan harga murah merupakan salah satu keuntungan yang membahagiakan bagi setiap investor. Nah, untuk itu kamu bisa menerapkan value investing sebelum memutuskan untuk membeli saham. Singkatnya, value investing merupakan suatu strategi membeli saham ketika berada di harga rendah atau harganya di bawah harga sebenarnya.
Strategi ini juga dipergunakan oleh investor sekelas Warren Buffett, lho! Jadi, tak ada salahnya nih untuk ikut menerapkan strategi value investing pada investasi yang akan kamu lakukan.