Sebelumnya kita sudah pernah membahas mengenai value investing, nah kali ini giliran kita belajar mengenai growth investing, ya!
Berbeda dengan value investing yang memerlukan sejumlah perhitungan kondisi market saat ini, pada strategi growth investing kita lebih menitikberatkan pada perkembangan perusahaan di masa depan. Investor cenderung membeli saham tanpa mempermasalahkan harga beli, karena mereka percaya nilai saham tersebut dapat terus bertumbuh dan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.
Masih binggung?
Yuk, baca terus artikel kami sampai tuntas!
Pengertian Growth Investing
Growth investing merupakan salah satu strategi investasi dimana para investor membeli saham di perusahaan maupun sektor yang saat ini sedang berkembang namun memiliki potensi tumbuh di masa depan. Disini, investor akan lebih memperhatikan mengenai bisnis model perusahaan serta profitability-nya.
Jika kalian menanamkan modal pada perusahaan yang tepat, maka akan menghasilkan keuntungan yang menggiurkan. Meski begitu, ada risiko besar yang mengikuti jika perusahaan yang kalian pilih tidak berkembang sesuai harapan.
Perbedaan dengan Value Investing
“Kalau kita bicara tentang growth investing, beda banget prinsipnya dengan value investing,” ujar Ellen May - Founder & CEO Emtrade, di laman YouTube-nya.
Hal utama yang sebenarnya membedakan growth investing dengan value investing tak lain adalah mindset investor. Jika pada value investing , investor akan berburu saham-saham yang sedang ‘diskon’, maka berbanding terbalik dengan growth investing yang fokus pada fundamental perusahaan. Bagi orang-orang dengan mindset growth investing, mereka akan berpikir bahwa saham ‘diskon’ memang murah, tapi belum tentu nilainya bisa naik.
Strategi Growth Investing
Ada puluhan bahkan ratusan perusahaan yang terdaftar baik di bursa efek, SCF, maupun di pasar modal lainnya. Maka dari itu, mungkin beberapa dari kalian akan sedikit kebingungan untuk memilih perusahaan mana yang paling cocok diterapkan menggunakan strategi growth investing.
Kalau ingin mengevaluasi potensi pertumbuhan saham, coba pertimbangkan beberapa faktor yang akan kami bahas di bawah ini:
History Saham
Meski perusahaan yang kamu targetkan masih muda, jangan berkecil hati. Yang perlu kamu perhatikan adalah history saham-nya. Kamu bisa melihat perkembangan saham mereka selama beberapa tahun terakhir. Jika tidak ada pertumbuhan yang signifikan, sebaiknya kamu perlu mencari perusahaan lain.
Profit Margin
Profit margin merupakan salah satu tolok ukur penting yang harus kamu ketahui sebelum berinvestasi. Ada beberapa perusahaan dengan jumlah penjualan yang mengagumkan, tapi nyatanya laba atau keuntungan mereka dinilai tidak terlalu baik. Perusahaan seperti ini biasanya memiliki masalah dalam menangani keuangan. Jadi, hati-hati dan coba cek terlebih dahulu profit margin perusahaan yang kamu incar, ya!
Return on Equity (RoE)
ROE adalah matriks yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba dari modal yang diinvestasikan pemegang saham. Kamu bisa membandingkan nilai ini dengan data lima tahun terakhir. Semakin tinggi dan stabil nilai ROE, tandanya kinerja perusahaan itu semakin baik.
Karakteristik Growth Stocks yang Baik
Saham-saham yang berpotensi bertumbuh atau bisa kamu sebut sebagai growth stock, umumnya memiliki beberapa karakteristik yang sama. Seperti manajemen yang baik, industri yang menjanjikan, serta tingkat penjualan tinggi.
Berikut kami jabarkan beberapa karakteristik growth stock lebih mendetail;
Manajemen Perusahaan Baik
Perusahaan yang memiliki growth stock yang baik cenderung fokus pada peningkatan penjualan dan keuntungan. Oleh karena itu, tim eksekutif dan manajemen berperan penting dalam menentukan goals perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tanpa pemimpin yang inovatif, pertumbuhan perusahaan mungkin sulit dicapai.
Sebagai investor, kamu juga perlu melihat rekam jejak para eksekutif dan manajer. Meskipun tidak mudah untuk menemukan perusahaan mana yang berkembang pesat, namun dengan meneliti tim kepemimpinan dapat membantu memilih saham growth stock.
Industri yang Menjanjikan
Saat memutuskan untuk memilih saham mana yang akan dibeli, pastikan saham perusahaan tersebut berada di industri yang memiliki pertumbuhan tinggi, bahkan ketika ekonomi sedang turun sekalipun. Sebut saja perusahaan teknologi besar layaknya Google, Apple, Amazon, Meta, dan Microsoft. Semua perusahaan ini bermain di banyak sektor seperti iklan, eCommerce, perangkat lunak, pendidikan, dan perawatan kesehatan.
Pertumbuhan Penjualan
Carilah perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan, pendapatan, serta laba selama beberapa kuartal berturut-turut. Semakin cepat tingkat pertumbuhan, maka semakin besar pula kemungkinan harga saham akan naik. Tapi kamu juga perlu berhati-hati terhadap perusahaan yang pertumbuhannya tidak teratur atau melambat. Maka dari itu, rajinlah menilai pertumbuhan penjualan perusahaan yang kamu incar, ya!
Kesimpulan
Tiap investor memiliki pemikiran serta strategi yang berbeda untuk mendapatkan uang, tetapi pada dasarnya keuntungan atau pertumbuhan modal mereka adalah tujuan utamanya. Dan memang, tidak ada yang namanya cara terbaik dalam mencapai keuntungan maksimal, ini akan bervariasi tergantung bagaimana tiap investor menyikapinya. Tapi tidak ada salahnya nih, untuk mencoba menerapkan strategi growth investing.